
Way Kanan. Jurnallampung. Com, – Hampir dua bulan terakhir, Bandara Gatot Subroto Way Kanan tak lagi terdengar deru mesin pesawat. Bandara yang sebelumnya melayani rute Way Kanan–Jakarta itu kini sepi, menyisakan tanda tanya besar di kalangan warga yang terbiasa menggunakan moda transportasi udara tersebut.
Alasan utama berhentinya penerbangan bukan karena minim penumpang, melainkan ketiadaan subsidi yang selama ini menjadi penopang operasional. Pemerintah Kabupaten Way Kanan menegaskan bahwa dana subsidi penerbangan tahun ini sebesar Rp2,5 miliar tidak cukup untuk menutup biaya sepanjang tahun.
Sekretaris Daerah (Sekda) Way Kanan, Machiavelli Herman Tarmizi,S.STP.,M.SI menjelaskan bahwa kerja sama dengan pihak maskapai memang masih berlaku hingga 25 Desember 2025. Namun, dengan biaya operasional sekali pulang-pergi mencapai Rp338 juta, pemerintah terpaksa melakukan penyesuaian.
“Way Kanan masih punya deposit Rp2,2 miliar. Dengan perhitungan itu, penerbangan hanya bisa dibuka pada November dan Desember 2025. Untuk bulan-bulan lainnya, memang ditiadakan karena anggaran tidak mencukupi,” ujarnya.
Kondisi ini membuat masyarakat harus mencari alternatif perjalanan ke Jakarta melalui jalur darat atau bandara terdekat di provinsi lain. Para pelaku usaha yang terbiasa mengandalkan penerbangan pun ikut merasakan dampaknya.
Bagi pemerintah daerah, keputusan meniadakan penerbangan hampir lebih kurang dua bulan ini memang berat. Sebab, bandara ini sejak awal diharapkan menjadi pintu masuk investasi dan mobilitas cepat bagi masyarakat Way Kanan.
Sementara untuk tahun 2026, nasib penerbangan Gatot Subroto masih terus dibahas bersama kabupaten tetangga dan Kementerian Perhubungan. Apakah skema subsidi akan diteruskan, atau ada model kerja sama baru yang lebih berkelanjutan, masih menunggu keputusan final.
( JL 1 )